Minggu, 11 Maret 2012

Paradigma Gaul


                                             CONTOH PARADIGMA GAUL DI KALANGAN PELAJAR

Berbicara tentang gaya hidup anak sekolah artinya kita membahas tentang perjalanan kehidupan-kehidupan anak sekolah dan membandingkannya dengan perjalanan kehidupan-kehidupan anak sekolah mulai dari zaman sebelumnya dengan yang zaman sekarang serta menemukan bagaimana seharusnya perkembangan perjalanan gaya hidup anak sekolah yang baik dimasa mendatang untuk mengurangi negatif - negatif yang terjadi sebelumnya yang bisa berakar ke generasi selanjutnya.
Dalam hal ini gaya hidup anak sekolah itu sangat bergantung dari apa yang mereka alami,pembelajaran untuk menemukan jati diri mendasari sikap dan prilaku yang mereka gunakan sekarang, karena itu peran pembimbing baik itu formal ataupun informal akan sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter yang akan mereka gunakan kelak.
Dalam perspektif kehidupan modern sekarang bahwa seluruh kalangan sosial terutama para remaja yang masih bersekolah “gaulisme” telah melandasi gaya hidup mereka saat ini.Tanpa disadari, modernitas dikalangan anak sekolah ini telah menjangkiti gaya hidup mereka(baik itu dari SD,SM,dan SMA). Paradigma yang terbentuk ini tentu saja membawa banyak dampak negatif dalam pergaulan mereka.semisalkan,
Para remaja sekolah menengah atas tentang urusan teknologi dimana mereka tanpa sadar telah saling berlomba-lomba membarukan apa yang saja yang baru diciptakan sebagai keluaran terbaru teknologi itu(tentu saja tak berpengaruh bagi mereka yang punya modal cukup untuk mengimbangi teknologi itu), sehingga dari fenomena ini muncullah istilah “gak gaul ah” yang ditujukan kepada mereka yang berada pada posisi telat untuk membarukan teknologi itu yang memunculkan diskriminasi dari kata gaul dalam belajarisasi di kalangan sekolah sekarang yang menjadi gaya hidup anak sekolah sekarang.
Dalam perkembangan teknologi yang terus melaju saat ini walaupun mempunyai banyak keuntungan terutama dalam sektor penghematan waktu / instanisasi (namun kebanyakan mesti di bayangi oleh borosnya pengeluaran), ternyata juga tergolong menjadi beban moral bagi mereka yang tak mampu mengikuti laju perkembangan teknologi itu dan sekali lagi karena finansial yang tidak memadai, pertanyaannya siapa yang mesti disalahkan bila seorang anak yang melakukan tidak kejahatan pencurian ataupun tindak kejahatan lain karena didasari oleh rasa ingin memenuhi tuntutan gaya hidup gaulisme itu sendiri agar dapat diterima dalam pergaulannya?.
Perkembangan ini saya rasa juga telah menjadi lataisme dimana gaya hidup anak sekolah ini seakan memenjarakan rasa kebersamaan yang harusnya dimiliki sebagai pelajar, bukannya meminoritaskan apa yang mereka anggap sebagai seseorang yang tidak Gaul terutama pada remaja sekolahan sehingga membelokkan karakter belajar sebagai gaya hidup yang mencondong ke arah konsumerisme dan ketidakpedulian terhadap orang lain disekitarnya (dan tidak hanya terjadi di kalangan anak sekolah namun seluruh kalangan sosial saya kira).
Maka dampak nyata yang timbul adalah kurangnya kreatifitas dalam gaya hidup mereka karena hanya bergantung pada apa yang telah mereka gunakan sekarang sehingga timbullah kesenjangan dalam memaknai gaya hidup gotong royong sebenarnya dan kemampuan berpikir cerdas dan kritis terhadap setiap permasalahan yang ada, apa lagi perkembangan ini juga nyatanya di dukung oleh kurangnya peran pembina yang seharusnya pembina atau guru itu berperan menuntun anak-anak sekolah untuk belajar dalam pengertian belajar yang sebenarnya(maksud saya belajar sebenarnya dimana tidak adanya pembatasan memberikan pembelajaran hanya berdasar kurikulum yang ada namun juga mampu memberikan pengalaman pembelajaran moralitas dan sosialitas yang sebenarnya).
Bukankah fenomena lataisme dan gaulisme sekarang telah menjadi salah satu bukti gaya hidup anak sekolah sekarang?? saya kira yang harus di pikirkan oleh kita semua bersama-sama terhadap gaya hidup anak sekolah sejak dini adalah bagaimana memikirkan perkembangan jati diri melalui proses pembentukan karakter zaman sekarang bagi mereka,apakah perkembangan gaya hidup sekarang dan kedepannya mampu menciptakan Bangsa Indonesia yang benar-benar Bangsa Indonesia berlandaskan Pancasila atau Bangsa Indonesia yang benar-benar Bangsa Indonesia yang berlandaskan Modernitas dan Gaulisme(yang dengan sangat jelas telah membunuh karakter Bangsa Indonesia sebenarnya)?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar