Rabu, 27 Februari 2013

Gaya Pacaran



Bagi orang tua jaman sekarang memang miris menghadapi fenomena gaya berpacaran anak-anak muda jaman sekarang yang cenderung bebas. Kemudahan dalam berkomunikasi akibat adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih dan mungkin juga secara tidak langsung dipengaruhi keberhasilan dari kampanye hak untuk bebas bereskpresi, turut andil dalam merubah gaya berpacaran anak muda jaman sekarang.
 

Gaya pacaran semacam anak muda dulu mungkin sudah jarang sekali kita temukan, semisal surat-menyurat dari seseorang ke pacarnya. Surat-menyurat yang dulu sangat populer, sekarang digantikan oleh perangkat handphone. Jaman dahulu kehadiran Pak Pos dengan sepeda ontelnya selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian besar ABG jaman itu, namun hal tersebut kini telah berganti menjadi SMS, MMS, chatting maupun video call yang dapat dilakukan dimana saja serta kapan saja (info dari Orang Tua). 

Seorang kekasih yang sedang rindu kepada pasangannya kalau jaman dahulu paling-paling hanya bisa memandangi fotonya saja, karena seandainya mau meluapkan kerinduannya dengan memakai telepon rumah pun tidak akan berani soalnya telepon masih merupakan barang mewah yang hanya dipergunakan untuk hal-hal penting saja. Namun sekarang masalah tersebut dapat diatasi hanya dengan sms atau telepon dengan handphone yang sudah dimiliki oleh sebagian besar anak muda jaman sekarang. Seseorang bisa langsung bertukar kabar dengan pacar yang berada dilokasi jauh sekalipun, atau hanya dengan chating lewat internet, seseorang bisa ngobrol tanpa batas walaupun hanya lewat tulisan. 

Sekedar berkomunikasi atau pun serangan rayuan-rayuan gombal dapat dilakukan kapanpun dan hal ini juga akhirnya membuka peluang untuk melakukan telepon “esek-esek” ditengah malam tanpa diketahui oleh orang tua di rumah. Bagi wanita yang kurang berpengalaman akan mudah menjadi sasaran empuk para play boy cap kampak, tetapi jangan lupa jaman sekarang wanita pun tidak kalah agresif untuk merayu pasangannya, dunia memang sudah berubah.

Gaya pacaran jaman sekarang juga sudah terbilang sangat bebas, bahkan benar-benar serasa dunia hanya milik orang pacaran dan untuk yang lain dianggap hanya numpang saja. Seolah-olah mereka mencontoh gaya pacaran orang luar yang tak mengenal etika ketimuran yang dahulu selalu kita unggul-unggulkan. Di samping itu ada beberapa pergeseran pemahaman yang salah tentang berpacaran oleh anak muda jaman sekarang.
  1. Gak punya pacar berarti gak laku.

  2. Belum dinamakan pacaran kalau belum bernah berciuman “mesra”.

  3. Seorang cewek tidak benar-benar cinta kalau gak mau diajak “ML” oleh cowoknya. (No Try)
Pergeseran pemahaman tentang pacaran seperti di atas menyebabkan banyaknya kejadian hamil di luar nikah. Pacaran yang berakibat “tekdung” yang dahulu dianggap KLB (kejadian luar biasa), sekarang ini oleh para remaja sudah dianggap biasa saja, apalagi kalau hanya sekedar kehilangan selaput dara, seolah-olah hanyalah masalah kecil saja.

Fenomena di atas tentu saja membuat pusing bagi para orangtua yang mempunyai anak sedang atau akan menginjak dewasa. Kepandaian anak untuk berargumentasi dengan orangtua, kadang menyebabkan doktrin-doktrin agama maupun moral dari orang tua seolah-olah menemui ketidakberdayaan. Ditambah lagi ketika anak dihadapkan dengan fakta dan godaan-godaan negative dari efek globalisasi, membuat pilihan menjadi anak sholeh dan sholehkah terasa semakin sulit, apalagi sekarang ini kita sedang dilanda krisis idola yang benar-benar layak jadi panutan anak muda jaman sekarang untuk menemukan jati dirinya.

Harapan saya semoga saja dengan kecerdasan dan pemahaman anak-anak muda jaman sekarang, mereka mampu mengedepankan potensi diri dengan cara mengejar cita-citanya daripada mengurusi hawa nafsu kepada lawan jenis yang kadang salah-salah malah menjerumuskan ke dalam permasalahan yang lebih rumit dari perkiraan semula. Selain itu agar gaya pacaran para remaja tidak salah, maka perlu membuat batasan-batasan dalam berpacaran seperti:
  1. Lebih takutlah kepada Tuhan dan selalu berupaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

  2. Sayangilah pacar dan keluarganya bagaikan keluargamu sendiri.

  3. Saling mendukung kepada apa yang sedang dikerjakan sepanjang hal tersebut bernilai positif.
Selain itu sebelum pacaran perlu juga untuk saling berkomitmen dan berjanji pada diri sendiri bahwa pacaran itu bukan hanya untuk main-main atau mengikuti tren, tapi karena memang kita ingin mengenal pasangan lebih dalam lagi dan tidak perlu sampai harus mencoba berhubungan badan sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

Berpacaran yang sehat hanya dengan menghindari hubungan sexual sebelum menikah, carilah hal-hal positif selain mendekati zina. Bagi yang sudah terlanjur hamil di luar nikah, maka suka dan tidak suka tetap perlu berkomunikasi dengan orang tua agar dibantu penyelesaiannya secara baik-baik, apabila takut melakukan hal itu, bisa jadi harus meminta bantuan teman atau saudara untuk menyampaikan kabar tersebut. Menggugurkan kandungan bukan merupakan solusi yang tepat, karena justru akan menimbulkan trauma berkepanjangan yang sulit untuk dihapuskan.

2 komentar:

  1. Aw, this was an extremely nice post. Finding the time and actual effort to produce
    a very good article… but what can I say… I hesitate a whole lot and don't seem to get anything done.

    my web-site ... affiliate programs that pay

    BalasHapus
  2. kita juga punya nih artikel mengenai 'pacaran', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    link Sumber
    terima kasih

    BalasHapus